Denpasar (aspirasibali.my.id)
Ketua Dewan Penasehat DPD Hanura Bali, Ida Bagus Kiana, SH., menilai Muscab serentak Hanura Bali kali ini bukan hanya menandai konsolidasi organisasi, tetapi juga menunjukkan perubahan kultur politik di tubuh partai. Ia menekankan bahwa perkembangan pesat organisasi di bawah kepemimpinan Gde Wirajaya Wisna merupakan sinyal kuat bahwa Hanura Bali memasuki fase baru yang lebih solid dan realistis dalam menatap Pemilu 2029.
Pernyataan ini disampaikan Ida Bagus Kiana saat menghadiri Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Partai Hanura se-Bali, yang mengusung tema Nangun Sat Kerthi Loka Bali: “Daerah Berdaya Indonesia Sejahtera,” pada Jumat, 21 November 2025, di Inna Bali Heritage Hotel, Jalan Veteran, Denpasar,
Menurutnya, kelengkapan struktur mulai dari tingkat DPC hingga PAC adalah capaian yang tidak terbayangkan sebelumnya. “Kami benar-benar tidak menyangka perkembangan organisasi bisa sedemikian pesat. Kami salut dengan pola kepemimpinan ini, mungkin karena kesederhanaannya, kedekatannya dengan masyarakat, dan pengaruhnya yang terasa kuat,” ujarnya.
Di tengah dinamika politik yang kian dipengaruhi informasi digital, Ida Bagus Kiana mengingatkan pentingnya sikap dewasa dalam menyikapi berbagai isu. Ia menegaskan agar kader tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya karena hal itu kerap memicu gesekan antartokoh politik.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya etika dan objektivitas dalam berpolitik. “Kalau sesuatu memang benar, katakan benar. Kalau kurang bagus, akui. Introspeksi diri itu penting. Mengkritik pun harus bijak, bukan sekadar mencari kesalahan,” tegasnya.
Menyoroti komposisi kepengurusan baru yang memadukan senior berpengalaman dengan generasi muda, termasuk hadirnya Ketua DPC Hanura Klungkung berusia 24 tahun, Ida Bagus Kiana menilai perpaduan ini sebagai peluang besar. Namun ia mengingatkan bahwa kekuatan itu hanya akan efektif jika persatuan dijaga.
“Yang terpenting, pengurus harus menjaga persatuan antara senior dan junior. Justru sekarang banyak tokoh dari partai lain bergabung. Ini menunjukkan peluang besar bagi Hanura untuk berkembang,” katanya.
Ia menekankan bahwa motivasi berorganisasi harus berangkat dari kehormatan dan tanggung jawab, bukan keuntungan pribadi. “Kalau fokusnya hanya apa yang bisa didapat dari partai, itu akan sulit. Minimal ada rasa kehormatan ketika dipercaya duduk di kepengurusan provinsi,” ujarnya.
Terkait prospek Pemilu 2029, Ida Bagus Kiana menegaskan bahwa peningkatan kursi adalah target yang sangat mungkin dicapai, tetapi harus dengan pendekatan realistis. Dari posisi enam kursi saat ini, ia menilai peluang Hanura Bali mencapai sembilan hingga sepuluh kursi masih terbuka.
“Mengejar capaian dulu yang sempat 17 kursi mungkin sulit, tetapi enam menuju sembilan atau sepuluh kursi masih realistis. Jangan ngomong muluk-muluk, politik itu persaingannya berat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Hanura Bali, Gde Wirajaya Wisna, menegaskan bahwa konsolidasi organisasi saat ini dibangun bukan untuk sesaat, melainkan untuk memastikan partai bekerja setiap hari, bukan hanya menjelang pemilu.
Ia menyampaikan bahwa struktur DPD yang baru disahkan oleh DPP terdiri atas 57 orang, memadukan tokoh senior, kader muda energik, perempuan, pelaku budaya, hingga pekerja lapangan.
“Ini bukan sekadar jumlah, tetapi simbol kesiapan kita membawa energi perubahan bagi Bali,” ujarnya.
Wirajaya Wisna juga menekankan pentingnya kedisiplinan politik, kerja nyata, serta kehadiran partai di tengah masyarakat. “Kita mungkin tidak paling besar, tetapi bisa menjadi yang paling kuat. Kita mungkin tidak paling kaya, tetapi kita paling setia. Kita mungkin tidak paling bising, tetapi kita paling bekerja,” pungkasnya.














.jpeg)