Denpasar (aspirasibali.my.id)
Ketua DPC Hanura Karangasem, Nyoman Ginantra Artana, menegaskan bahwa penguatan partai harus kembali pada fondasi utamanya: kaderisasi. Hal tersebut disampaikan dalam Musyawarah Cabang (Muscab) DPC Partai Hanura se-Bali yang digelar pada Jumat, 21 November 2025, di Inna Bali Heritage Hotel, Denpasar.
“Saya adalah kader asli, produk Hanura Karangasem sejak tahun 2008. Pada 2008 dan 2010 saya menjadi Sekretaris PAC, sehingga dengan amanah tertinggi yang saya emban hari ini, atas restu Tuhan, Ketua, dan forum, saya menjadi Ketua DPC Hanura Karangasem,” ujarnya.
Ginantra mengaku telah melalui berbagai dinamika politik di Karangasem, termasuk gelombang besar yang menurutnya menjadi ujian berat bagi kader asli. “Gelombang besar pernah datang ke Karangasem… tetapi saya masih berdiri hingga hari ini,” katanya.
Ia menilai banyak program yang dipaparkan DPC lain cenderung bersifat imajiner, seolah Hanura sudah berada pada posisi besar. Padahal, menurutnya, Hanura Karangasem harus berbicara lebih realistis. “Mengelola partai konsepnya sederhana. Banyak yang disampaikan tadi lebih mirip pengelolaan pemerintah, seakan-akan kita punya anggaran besar. Padahal, fondasi pertama dan terpenting adalah kaderisasi,” tegasnya.
Ginantra menyoroti fenomena kader Hanura yang gagal saat maju pertama kali, namun berhasil ketika pindah ke partai lain. “Ini menunjukkan satu hal: kaderisasi kita belum terbangun dengan baik. Itu harus kita akui,” ujarnya.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, ia merancang dua konsep utama bila telah definitif menjadi Ketua DPC definitif: “Konversikan suara rakyat menjadi kursi, dan konversikan suara rakyat menjadi bantuan keuangan partai. Itulah tugas partai.”
Ia menegaskan bahwa partai bukanlah lembaga pelaksana pembangunan. Tugas pembangunan ada pada pemerintah. Hanura, kata dia, harus fokus menyiapkan kader yang mampu menerjemahkan dukungan publik menjadi kekuatan legislatif dan finansial resmi dari negara.







0 comments:
Posting Komentar